Sebelumnya, Kampung Betawi Ora memohon maaf bila di sini ada tambahan tulisan yang khusus mengenai Bekasi. Ini karena sesuai dengan nama kampungnya yaitu Kampung Betawi Ora yang kerap diidentikkan oleh Orang Betawi Jakarta sebagai Bekasi dan sekitarnya di luar Jakarta. Jadi harap maklum bila Kampung Betawi Ora mencoba memperkenalkan nama kampungnya sendiri.
Nama Bekasi menurut Prof. Dr. Poerbatjaraka berasal dari kata Chandra atau Sasih artinyaBulan dan Bhaga artinya Bahagian. Semula dari Chandra Bhaga melalui kata Bhagasasi menjadiBekasi. Nama ini merupakan salah satu kota penting pada zaman kerajaan Tarumanagara. Hal ini berdasarkan penemuan-penemuan benda-benda sejarah di kabupaten Bekasi, berupa :
Abad ke-9 dan 10 lahirlah kerajaan Pajajaran sebagai kelanjutan dari kerajaan Galuh dengan ibukotanya Pakuan Pajajaran Bogor dan kota-kota pelabuhan penting tercatat pula lahir di zaman ini ialah Karangantu (Banten), Tangerang, Kelapa, Bekasi, Karawang, Cilamaya dan Cirebon.
Bekasi pada waktu itu bukan saja salah satu kota pelabuhan penting kerajaan Pajajaran, bahkan sejak zaman kerajaan Galuh, Bekasi memegang peranan di dalam jalan-jalan darat sampai zamannya kerajaan Pajajaran antara kota-kota Pakuan Pajajaran, Bogor – Cileungsi (Cibarusa) – Warung Gede – Tanjung Pura – Karawang – Cikao – Purwakarta – Sagara Herang – Sumedang – Tomo – Raja Galuh – Kawali – Bojong Galuh (Ciamis).
Jalur jalan darat ini dahulu merupakan jalan raya penting pada zaman kerajaan Galuh sampai kerajaan Pajajaran (Bogor). Setelah kerajaan Pajajaran Runtuh oleh serangan tentara Maulana Yusuf kerajaan Islam Banten, daerah Pajajaran ada di bawah pengaruh agama islam. Namun karena pengaruh pemerintahan kurang terbina sepenuhnya, maka lahirlah kerajaan Sumedang Larang sebagai pewaris yang dekat keturunan kerajaan Pakuan Pajajaran.
Kerajaan Sumedang Larang (Sumedang) meliputi penguasaan daerah kerajaan kecil (kabupaten) Sumedang, Sukakerta, Limbangan, Galuh, Bandung, Cianjur dan Karawang termasuk Bekasi. Di saat itu Karawang meliputi daerah penguasaan Bekasi, Sindang Kasih (Purwakarta), Sagara Herang (Subang) sekarang karesidenan Purwakarta. Di luar daerah tersebut di wilayah Jawa Barat di bawah kekuasaan langsung kerajaan Banten dan Cirebon.
Setelah Jayakarta direbut oleh VOC dan berdiri Batavia sejak tanggal 30 Mei 1619 M Sumedang Larang sudah bergabung dengan kerajaan Mataram, daerah Karawang dan Bekasi inilah menjadi daerah penting dalam pertemuan-pertemuan melawan pasukan kerajaan Mataram yang dibantu oleh pasukan-pasukan kerajaan kecil dari daerah Jawa Barat melawan Belanda. Di saat itulah daerah Bekasi dan Karawang terkenal dijadikan daerah persediaan bahan makanan untuk peperangan melawan Belanda dengan dibukanya hutan dan rawa-rawa untuk persawahan di samping pusat pengumpulan pasukan dalam melawan tentara VOC yang menguasai Sunda Kelapa dan Jayakarta. Pada akhirnya, Bekasi ada dalam kekuasaan Belanda menjadi salah satu daerah Meeser Comelis (Jatinegara) dan setelah jaman Jepang berkuasa, Bekasi menjadi wilayah kabupaten terlepas dari Kabupaten Karawang yang berkedudukan ibukotanya di Purwakarta.
Namun perlu diketahui pula Jatinegara atau Kabupaten Jatinegara berusaha menjadi Kabupaten Bekasi, Kabupaten Jatinegara berubah menjadi Jatinegara yang meliputi Gun Cikarang, Gun Bekasi, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.
Pada masa revolusi fisik ibukota kabupaten Jatinegara berpindah-pindah dari Bekasi ke Tambun, Cikarang dan terakhir di Kedung Gede sebagai daerah perjuangan (Front Perjuangan). Pada tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda menyerang daerah RI sehingga pemerintah Kabupaten Jatinegara turut bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 17 Februari 1960 rakyat Bekasi kurang lebih 40.000 orang mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mengganti nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi.
Nama Bekasi menurut Prof. Dr. Poerbatjaraka berasal dari kata Chandra atau Sasih artinyaBulan dan Bhaga artinya Bahagian. Semula dari Chandra Bhaga melalui kata Bhagasasi menjadiBekasi. Nama ini merupakan salah satu kota penting pada zaman kerajaan Tarumanagara. Hal ini berdasarkan penemuan-penemuan benda-benda sejarah di kabupaten Bekasi, berupa :
- Alat pemukul kulit kayu di Cariu (Cibarusa).
- Periuk di Buni Wates.
- Benda sejarah lainnya di Buni Babelan seperti Kapak Batu, Tengkorak, Gelang, Cincin, Periuk.
- Prasasti Tugu yang ditemukan di Cilincing.
Abad ke-9 dan 10 lahirlah kerajaan Pajajaran sebagai kelanjutan dari kerajaan Galuh dengan ibukotanya Pakuan Pajajaran Bogor dan kota-kota pelabuhan penting tercatat pula lahir di zaman ini ialah Karangantu (Banten), Tangerang, Kelapa, Bekasi, Karawang, Cilamaya dan Cirebon.
Bekasi pada waktu itu bukan saja salah satu kota pelabuhan penting kerajaan Pajajaran, bahkan sejak zaman kerajaan Galuh, Bekasi memegang peranan di dalam jalan-jalan darat sampai zamannya kerajaan Pajajaran antara kota-kota Pakuan Pajajaran, Bogor – Cileungsi (Cibarusa) – Warung Gede – Tanjung Pura – Karawang – Cikao – Purwakarta – Sagara Herang – Sumedang – Tomo – Raja Galuh – Kawali – Bojong Galuh (Ciamis).
Jalur jalan darat ini dahulu merupakan jalan raya penting pada zaman kerajaan Galuh sampai kerajaan Pajajaran (Bogor). Setelah kerajaan Pajajaran Runtuh oleh serangan tentara Maulana Yusuf kerajaan Islam Banten, daerah Pajajaran ada di bawah pengaruh agama islam. Namun karena pengaruh pemerintahan kurang terbina sepenuhnya, maka lahirlah kerajaan Sumedang Larang sebagai pewaris yang dekat keturunan kerajaan Pakuan Pajajaran.
Kerajaan Sumedang Larang (Sumedang) meliputi penguasaan daerah kerajaan kecil (kabupaten) Sumedang, Sukakerta, Limbangan, Galuh, Bandung, Cianjur dan Karawang termasuk Bekasi. Di saat itu Karawang meliputi daerah penguasaan Bekasi, Sindang Kasih (Purwakarta), Sagara Herang (Subang) sekarang karesidenan Purwakarta. Di luar daerah tersebut di wilayah Jawa Barat di bawah kekuasaan langsung kerajaan Banten dan Cirebon.
Setelah Jayakarta direbut oleh VOC dan berdiri Batavia sejak tanggal 30 Mei 1619 M Sumedang Larang sudah bergabung dengan kerajaan Mataram, daerah Karawang dan Bekasi inilah menjadi daerah penting dalam pertemuan-pertemuan melawan pasukan kerajaan Mataram yang dibantu oleh pasukan-pasukan kerajaan kecil dari daerah Jawa Barat melawan Belanda. Di saat itulah daerah Bekasi dan Karawang terkenal dijadikan daerah persediaan bahan makanan untuk peperangan melawan Belanda dengan dibukanya hutan dan rawa-rawa untuk persawahan di samping pusat pengumpulan pasukan dalam melawan tentara VOC yang menguasai Sunda Kelapa dan Jayakarta. Pada akhirnya, Bekasi ada dalam kekuasaan Belanda menjadi salah satu daerah Meeser Comelis (Jatinegara) dan setelah jaman Jepang berkuasa, Bekasi menjadi wilayah kabupaten terlepas dari Kabupaten Karawang yang berkedudukan ibukotanya di Purwakarta.
Namun perlu diketahui pula Jatinegara atau Kabupaten Jatinegara berusaha menjadi Kabupaten Bekasi, Kabupaten Jatinegara berubah menjadi Jatinegara yang meliputi Gun Cikarang, Gun Bekasi, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.
Pada masa revolusi fisik ibukota kabupaten Jatinegara berpindah-pindah dari Bekasi ke Tambun, Cikarang dan terakhir di Kedung Gede sebagai daerah perjuangan (Front Perjuangan). Pada tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda menyerang daerah RI sehingga pemerintah Kabupaten Jatinegara turut bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 17 Februari 1960 rakyat Bekasi kurang lebih 40.000 orang mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mengganti nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi.
0 komentar:
Post a Comment